Selasa, 08 November 2011

analisa jurnal 3

Judul: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN  PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS
Pengarang: Farhani
Tema: Analisa Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL

Latar belakang masalah

    Kesehatan satu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat sebagai pengguna jasa bank, dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank. 
Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas 
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, antara lain menetapkan ; 
1. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia. 
2. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. 
   Mengingat pesatnya perkembangan sektor perbankan dan perubahan kompleksitas usaha serta profil risiko bank, dan juga adanya perubahan metodologi dalam penilaian kondisi bank yang diterapkan secara internasional, maka Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan baru perihal Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang menggunakan metode CAMELS melalui Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 dengan peraturan pelaksanaan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tgl. 31 Mei 
2004, yang mulai diterapkan sejak posisi bulan Desember 2004. 
   Penilaian Tingkat Kesehatan Bank penting, karena hal ini sekaligus menunjukkan bagaimana kondisi kinerja keuangan dan prestasi bank dalam menjalankan usahanya dan dalam meraih kepercayaan masyarakat. 
   Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik mengambil topik untuk bahan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank Agroniaga (Tbk) Dengan Menggunakan Metode CAMELS”

Masalah:

Bagaimana kondisi Tingkat Kesehatan PT. Bank Agroniaga, Tbk selama periode tahun 2005 - 2008 dengan menggunakan metode CAMELS?

Tujuan Penelitian:

 Untuk mengetahui tingkat kesehatan PT. Bank Agroniaga, Tbk selama periode tahun 2005 - 2008 dengan menggunakan metode CAMELS


Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan nantinya bermanfaat bagi kalangan akademisi maupun perusahaan perbankan dalam rangka melakukan penilaian tingkat kesehatan bank

Metodologi Penelitian


    Sehubungan dengan dikeluarkannya ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia. No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating). Metode CAMELS merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitis dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. 
    Penilaian  dan penetapan Peringkat faktor CAMELS dilakukan berdasarkan hasil penilaian terhadap komponen-komponen dalam faktor CAMELS. Berdasarkan hasil penilaian dan Penetapan Peringkat faktor CAMELS tersebut ditetapkanlah Peringkat Komposit yang merupakan peringkat akhir hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Implikasi
   Untuk dapat tetap menjaga dan meningkatkan kesehatan Bank, maka manajemen PT. Bank Agroniaga, Tbk perlu melakukan langkah-langkah korektif terhadap kebijakan sistem audit intern, yaitu dengan melakukan perubahan pendekatan pemeriksaan dari yang mengedepankan Compliance Base menjadi Risk Base. Sedangkan untuk memperbaiki kinerja operasional Aktiva Produktif Kredit, Bank perlu lebih selektif dalam pemberian kredit dengan memperhatikan perkembangan ekonomi makro dan objek yang dibiayai. Hal ini mengingat sebagian besar kredit Bank disalurkan di sektor pertanian yang rentan terhadap faktor eksternal termasuk faktor alam.  Selain itu, pengawasan/pemantauan terhadap usaha debitur perlu lebih ditingkatkan agar secara lebih dini Bank dapat mengendalikan dan mengantisipasi kemungkinan timbulnya kredit bermasalah yang berdampak mempengaruhi kondisi
Bank.
 . Manajemen dan atau pemilik Bank perlu lebih memperhatikan perbaikan permodalan Bank terutama yang bersumber dari laba Bank guna lebih  meningkatkan ekses modal agar mampu mengcover kemun

Sumber: http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_20203401.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar