1.
Penalaran
Penalaran
adalah bentuk tertinggi dari pemikiran, dan sebab itu lebih rumit disbanding pengertian
dan proporsisi. Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses
pengambilan kesimpulan berdasarkan proporsi-proporsi yang mendahuluinya.
Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya.
Manusia selalu dihadapkan untuk memilih baik-buruk, indah-jelek, jalan
benar-jalan salah. Dalam melakukan pilihan ini, manusia berpaling pada
pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun terbatas untuk survival. Manusia mengembangkan pengetahuan untuk
mengatasi kebutuhan kelangsungan hidupnya.
C.
Ciri-ciri Penalaran :
1.
Adanya suatu pola berpikir yang
secara luas dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir
logis ).
2.
Sifat analitik dari proses berpikir.
Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan
langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara
analitik.
Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat
dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Deduktif yang berujung pada
rasionalisme
2.
Induktif yang berujung pada
empirisme
Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk berpikir
secara shahih
Contoh :
·
Ketika seorang pengemis berkata
:”kasihanilah saya orang biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis.
·
Ketika seorang peneliti mencari
penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya
·
ada orang yang mencampur air dengan
brendi dan itu menyebabkan dia mabuk
·
ada yang mencampur air dengan tuak
kemudian dia mabuk
·
ada lagi yang mencampur air
dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga
Dari 3 peristiwa diatas, apakah kita bisa menarik kesimpulan
bahwa air-lah yang menyebabkan orang mabuk?
Logika deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal
yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus (individual). Sedangkan
logika induktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari kasus individual nyata
menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah
kesimpulan. Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis minor.
Contoh :
·
Semua makhluk punya mata ( premis
mayor )
·
Si Adam adalah seorang makhluk (
premis minor )
·
Jadi, Adam punya mata ( kesimpulan )
Kriteria kebenaran :
3+4=75+2=76+1=7
Menurut seorang anak kecil, hal ini tidak benar.
Ini membuktikan bahwa tidak semua manusia mempunyai
persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar.
Secara deduktif dapat dibuktikan ketiganya benar. Pernyataan
dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan
kesimpulan yang telah dianggap benar. Teori ini disebut koherensi. Matematika
adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan
teori koherensi.
Betrand
Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi
sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ) .
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ismaun.2007. Filsafat
Administrasi Pendidikan(Serahan Perkuliahan ). Bandung : UPI
Ismaun.2007. Kapita
Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung :
UPI
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran
juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak,
untuk mewujudkannya diperlukan simbol.
Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa,
sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya
adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk
proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat
berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan
paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah
aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada
penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian
perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari
proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga
dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan
hasil dari rangkaian pengertian
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika
seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang
sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang
memang salah.
·
Dalam penalaran, pengetahuan yang
dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di
sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material.
Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan –
aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang
dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber : wikipedia Indonesia
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan
kegiatan berpikir dan bukan perasaan. Dengan demikian kita patut sadari bahwa
tidak semua kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran.
Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai
karakteristik dalam menemukan kebenaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan yang benar. Karena tidak semua cara berpikir manusia itu sama oleh
sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar
itu pun juga berbeda-beda. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran
dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai criteria kebenaran masing-masing.
Penalaran mempunyai cirri-ciri tertentu :
1.
Suatu pola berpikir yang secara luas
dapat disebut logika.
Dalam hal ini bahwa tiap bentuk penalaran memiliki logika
tersendiri atau disebut juga dengan kegiatan penalaran merupakan suatu proses
berpikir logis.
1.
Penalaran adalah sifat anaditik dari
proses berpikirnya penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang
menyandarkan diri kepada suatu analisa dan kerangka berpikir yang dipergunakan
untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang besangkutan. Artinya
penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika
ilmiah.
1.2 Bentuk
Penalaran
Bentuk-bentuk penalaran yang sering digunakan dalam wancana
keseharian berupa penalaran asosiatif dan skema dissosiatif. Penalaran
asosiatif berbentuk penalaran yang memasukkan beberapa unsure penalaran dan
mengevaluasi atau mengorganisasikan unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif
merupakan bentuk penalaran yang memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran
yang semula merupakan satu kesatuan . jenis penalaran assosiatif tersebut
tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada
kecenderungan, terutama pada unsur bukti dan pembuktiannya.
1.3 Metode
Penalaran
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua
jenis penalaran. Ada dua jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan
induktif :
1.
Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empiric dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini
panalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
1.
Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, ang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus.
ferdiansani irawan
3ea11
16209459
Tidak ada komentar:
Posting Komentar